Tak dapat dipungkiri bahwa...
Perilaku mengacu pada perbuatan dan tindakan seseorang. Itu meliputi aksi dan reaksi dalam berbagai situasi dan lingkungan sekitarnya. Menangani perilaku anak menjadi salah satu tugas orang tua yang cukup penting. Perilaku atau sikap anak yang normal dapat membuat hidupnya lebih mudah. Bahkan, membantunya sukses di masa depan.
Orang tua harus memahami mana perilaku anak yang normal dan tidak. Hal tersebut dapat diamati bersamaan dengan perkembangan Si Kecil. Perilaku baik sendiri meliputi beberapa hal. Di antaranya:
Perilaku bisa menjadi salah satu cara untuk berkomunikasi. Sebagai contoh, bayi menangis saat lapar dan balita marah saat ada yang mengganggunya. Bunda dan Si Kecil juga mungkin berkomunikasi dengan perilaku setiap hari tanpa disadari.
Anak-anak terkadang kesulitan menyampaikan apa yang mereka rasakan secara verbal. Juga tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam situasi tertentu. Pada saat-saat seperti ini lah, Si Kecil mungkin mengungkapkan perasaan atau kebutuhannya melalui perilaku. Tujuannya mungkin untuk mendapatkan perhatian seseorang atau menghentikan aktivitas yang tidak mereka sukai.
Oleh sebab itu, penting untuk memperhatikan perilaku anak. Kata-kata dan tingkah laku Si Kecil akan menajamkan interaksinya dengan orang lain.
Orang tua terkadang kesulitan membedakan perilaku normal dan bermasalah. Pada kenyataannya, perilaku normal dan abnormal hanya dibatasi dengan garis tipis. Ini karena apa yang dikatakan “normal” bergantung pada proses perkembangan yang sangat bervariasi pada setiap anak di usia yang sama. Sebagai tambahan, perilaku “normal” juga tergantung konteks yang terjadi. Misalnya, seperti nilai-nilai yang diterapkan dalam keluarga, serta latar belakang budaya dan sosialnya.
Anak-anak terus belajar bagaimana mengelola emosi dan menyesuaikan diri dengan ekspektasi orang-orang di sekitar mereka. Namun, terkadang tanpa disadari anak-anak mencoba mencapai tujuan mereka dengan cara yang mungkin menantang dan dianggap agresif oleh orang-orang yang kurang memahaminya. Ini merupakan hal normal dari pertumbuhan dan perkembangan anak.
Meski begitu, ada tanda-tanda perilaku anak bermasalah yang perlu Bunda perhatikan.Sebab, jika diabaikan, itu dapat menjadi masalah serius di masa mendatang. Berikut beberapa ciri perilaku anak yang tidak normal:
Jika anak Bunda memiliki tanda-tanda di atas, sebaiknya bicarakan kepada ahli. Mereka dapat membantu Bunda untuk mengetahui apakah perilaku Si Kecil normal atau tidak. Juga apakah ia membutuhkan perawatan khusus. Di rumah, Bunda bisa melakukan beberapa hal untuk mengamati serta membantu anak memiliki perilaku yang baik.
Baca Juga: Mengembangkan Karakter Anak Yang Positif
Jika ingin Si Kecil menjadi anak santun dan disiplin, Bunda perlu mendorong perilaku baik di dalam dirinya. Ini bukan tugas yang mudah, tetapi menanamkan perilaku baik pada anak sangat penting. Bunda perlu menemukan hal-hal apa yang menarik minat Si Kecil. Dengan begitu, Bunda bisa menyampaikan pesan dan menanamkan sikap baik dengan pendekatan yang menyenangkan. Berikut ada beberapa tips yang bisa dilakukan saat menanamkan perilaku baik pada anak:
Jadikan diri sendiri sebagai model yang baik untuk anak. Si Kecil akan pasti akan mengamati perilaku Bunda di rumah. Jauh lebih penting mencontohkannya langsung dibanding memberi tahunya secara verbal berulang kali. Sebagai contoh, jika ingin Si Kecil menyampaikan “maaf, tolong, terima kasih”, maka Bunda bisa menerapkan sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Gunakan tiga kata ajaib tersebut saat berinteraksi dengan Si Kecil sehingga secara tidak langsung ia akan menirunya.
Lingkungan sekitar anak-anak dapat memengaruhi perilaku mereka. Oleh sebab itu, ciptakan lingkungan yang mendukung anak berperilaku positif. Juga lingkungan di mana ia tumbuh dengan baik.
Untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi Si Kecil, Bunda juga harus memastikan agar kesehatan dan kebersihannya terjaga. Gunakan produk-produk dari Cussons Kids yang beragam. Mulai dari body wash, 2 in 1 shampoo and conditioner, cologne, pasta gigi dan sikat gigi. Si Kecil yang sedang aktif pasti membutuhkan produk-produk yang membantunya tetap sehat dan segar setiap hari!
Petunjuk yang Bunda berikan kepada Si Kecil saat mengajarinya tentang perilaku baik, harus singkat, jelas dan sesuai dengan usianya. Dengan begitu, Si Kecil dapat mudah memahami dan mengingatnya. Peraturan yang diterapkan di rumah juga sebaiknya mendorong ke arah yang positif. Dibanding mengatakan “Jangan buka pintunya!”, lebih baik menggunakan kalimat “Tolong tutup pintunya”.
Agar anak merasa didengarkan, tunjukkan ketertarikan Bunda atas cerita yang ia sampaikan. Misalnya dengan mengangguk atau sesekali mengulang apa yang dikatakan Si Kecil. Saat melakukan hal tersebut, Bunda membantu Si Kecil untuk mengatasi emosi dan rasa frustasinya yang kadang dapat memicu perilaku tidak baik. Didengarkan secara aktif membuat anak merasa nyaman dan dihargai sehingga mencegah tantrum.
Ketika Bunda melihat perilaku anak yang kurang menyenangkan, coba posisikan diri setara dengan Si Kecil. Berlutut di depannya dan komunikasi langsung dengan menatap mata Si Kecil. Cara ini membantu membentuk interaksi yang baik dengan anak.
Saat mengajarkan Si Kecil tentang perilaku baik, Bunda bisa melakukannya dengan cara menyenangkan. Misalnya dengan menggunakan lagu atau permainan. Nah, Bunda bisa mengajak Si Kecil bermain game dari Cussons Kids Play yang bisa diunduh dengan mudah melalui Google Play.
Ada game Amazing Race Through Time With Hot Wheels untuk anak laki-laki dan Rainbow Castle Adventure untuk anak perempuan. Permainan ini dirancang khusus untuk merangsang kemampuan berpikir dan menyelesaikan masalah. Anak pun dapat belajar mengenai perilaku baik sambil bermain. Kedua game tersebut juga dapat mempererat ikatan dan kekompakan Bunda dan Si Kecil dengan cara yang menyenangkan dan penuh petualangan!
Berikan anak pilihan dan biarkan ia menentukan keputusan. Dengan begitu, anak akan merasa memiliki kebebasan dan mandiri. Hormati setiap keputusan anak selama itu tidak berdampak buruk bagi diri sendiri dan orang lain. Sebaiknya Bunda tidak memberikan komentar negatif yang dapat memicu selisih pendapat dan konflik.
Jika anak Bunda melihat Si Kecil berperilaku baik dan sesuai keinginan Bunda, berikan umpan balik yang positif kepada dirinya. Sebagai contoh, apabila Bunda melihat anak membereskan kamarnya sendiri setelah bermain, Bunda dapat memujinya dan menunjukkan rasa bangga atas perilakunya tersebut.
Bersamaan dengan itu, jangan langsung memarahi anak dengan kasar jika ia tidak berperilaku sesuai dengan aturan. Beri pengertian kepada Si Kecil dan arahkan ia ke tingkah laku positif. Bunda juga sebaiknya tidak mengejek anak jika ia belum bisa melakukan suatu hal dengan baik. Bimbing Si Kecil agar ia lebih baik ke depannya.
Jika selalu menepati janji, Si Kecil akan mempercayai dan menghormati Bunda. Ia yakin Bunda tidak akan mengecewakannya. Si Kecil juga secara tidak langsung berlatih untuk tidak berubah pikiran ketika sudah berjanji. Oleh sebab itu, apabila Bunda sudah berjanji untuk mengajak Si Kecil berjalan-jalan setelah ia membereskan mainannya, maka itu harus ditepati. Jangan mengingkari janji karena itu akan membuat anak kecewa dan nantinya berdampak pada perilakunya karena merasa tidak dimengerti.
Kesalahan utama dan terbesar orang tua adalah ‘menyuap’ atau bahkan ‘mengancam’ anak untuk melakukan sesuatu. Cara ini seolah-olah memberikan pesan kepada anak-anak bahwa masalah mereka dapat diselesaikan dengan ‘bantuan’ pihak ketiga.
Seiring bertambahnya usia Si Kecil, Bunda dapat memberikannya tanggung jawab. Ini membantu Si Kecil untuk memahami kewajiban dan konsekuensi atas perilakunya sendiri. Sebagai contoh, jika Si Kecil tidak selesai mengerjakan tugas, maka konsekuensinya ia tidak bisa menonton televisi.
Pada akhirnya, Bunda harus menyadari bahwa setiap anak berbeda. Mungkin cara yang dilakukan setiap orang tua untuk menanamkan perilaku baik kepada anak bisa berbeda-beda. Namun, Bunda bisa mengikuti tips-tips di atas yang memungkinkan untuk dilakukan.
Selain itu, Bunda juga wajib menjaga komunikasi dengan Si Kecil agar memiliki hubungan orang tua dan anak yang sehat. Ketika Bunda mencoba menanamkan perilaku baik pada anak, sangat penting untuk mendengarkan dan mempertimbangkan sudut pandang Si Kecil. Biarkan dia bercerita tentang apa yang dirasakannya.
Tak dapat dipungkiri bahwa...
Meningkatkan bonding dengan...
Kerjasama dalam tim sangat...
0 Comments