Tak dapat dipungkiri bahwa...
Kerjasama Pada anak usia dini merupakan keterampilan penting yang harus dimiliki anak.
Kerjasama dalam tim sangat penting dalam setiap aspek kehidupan. Manusia adalah makhluk sosial sehingga tidak bisa berfungsi secara optimal jika bergerak sendirian. Oleh sebab itu, Kerjasama pada anak usia dini perlu dipelajari.
Kerjasama merupakan pengalaman yang melibatkan interaksi dan kemampuan berbaur dengan orang lain. Mempelajari pentingnya kerjasama sejak usia dini memberikan anak salah satu keterampilan yang akan berguna sepanjang sisa hidupnya.
“Bergaul dan terlibat dengan orang lain menjadi blok pembangun kehidupan. Sejak kecil, anak-anak perlu belajar menerima, berbagi, mengantre, dan saling mengisi kekosongan. Kerjasama merupakan keterampilan sosial inti,” papar Claire Halsey, psikolog klinis dan ahli parenting, dilansir dari The School Run.
Ian Brember, pendiri Big Hat Bushcamp juga menyatakan hal yang sama. “Kerjasama merupakan keterampilan yang penting bagi semua orang, berapa pun usianya,” ungkapnya.
“Apa pun pekerjaan anak nantinya, mereka harus bisa bekerjasama dengan orang lain. Anak perlu membangun hubungan yang baik dengan anggota keluarga, teman, tetangga, dimulai dari sekarang,” imbuh Brember.
Baca Juga: 15 Cara Meningkatkan Daya Ingat Anak Jangka Panjang
Menanamkan pentingnya kerjasama pada anak usia dini, memberikan banyak manfaat untuknya. Di antaranya meningkatkan kemampuan kognitif, sosial, dan emosional yang berguna hingga mereka dewasa kelak. Berikut selengkapnya:
Komunikasi adalah bagian yang tak terpisahkan dari kerjasama. Butuh kemampuan untuk mendengar dan didengar agar bisa menciptakan komunikasi yang efektif. Dengan kerjasama, anak-anak yang mudah mengekspresikan diri dapat meningkatkan kepercayaan dirinya. Kerjasama mengajarkan anak-anak untuk menjagkau orang-orang di sekitarnya. Juga bagaimana mereka berkomunikasi dengan berbagai jenis orang dari latar belakang hidup yang berbeda.
Selain mengekspresikan diri, kerjasama mendorong anak untuk mendengarkan secara aktif. Melakukan kegiatan dengan orang lain memperluas pandangan anak-anak. Dengan begitu, kreativitas mereka juga makin meningkat.
Baca Juga: Ingin Anak Mandiri? Ini Hal-hal yang Bisa Dilakukan
Di tengah dunia yang penuh kompetisi dan individualistis, kerjasama bagaikan oase di tengah padang pasir. Kerjasama dapat mengajarkan anak-anak tentang empati. Itu membuat mereka mau terlibat, membantu dan berhubungan dengan orang lain. Melalui kerjasama, anak-anak mampu membentuk jaringan yang kuat untuk saling mendukung dan menghormati orang lain. Mereka juga tahu bahwa tujuan yang besar dapat dicapai apabila saling kerjasama.
Andrew M Guest, profesor psikologi di University of Portland, menyatakan bahwa kerjasama berkontribusi pada perkembangan positif dalam diri anak. Ketika anak-anak memahami aspek dari kerjasama dan mendapatkan kesenangan dari hal tersebut, mereka akan menerapkannya sepanjang hidup. Pada akhirnya, mereka tumbuh dengan empati sehingga memiliki hubungan yang baik dengan orang-orang sekitarnya.
Melalui kerjasama pada anak usia dini, mereka terlatih untuk memecahkan masalah dengan baik. Karena memiliki pikiran untuk membantu orang lain, Si Kecil pun terbiasa mencari solusi. Anak tergerak untuk menemukan jawabannya bersama-sama.
Memiliki pilihan untuk menentukan sebuah keputusan membuat anak merasa punya kendali atas apa yang sedang terjadi. Dengan begitu, anak pun jadi lebih percaya diri dan tidak malu untuk mengungkapkan pendapat.
Kerjasama pada anak usia dini memberikan si Kecil kesempatan untuk mengambil peran pemimpin dalam sebuah kelompok. Pada situasi sehari-hari, anak akan berbaur dengan teman-temannya. Sebagai contoh, saat bingung menentukan permainan, anak yang terbiasa dengan kerjasama akan ikut memikirkan idenya. Ini melatih kemampuannya mengambil keputusan dan berkompromi dengan orang lain.
Karena kerjasama pada anak usia dini tidak datang secara alami, banyak anak kesulitan untuk menerapkaannya. Ini bisa terjadi karena beberapa faktor: mereka kurang memahami arti kerjasama, terlalu malu, cenderung bossy, atau takut akan kekalahan. Sebagai orang tua, ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar anak memiliki sifat kerjasama yang baik. Berikut 13 caranya:
Anak-anak dapat dengan mudah meniru apa yang dilakukan orangtuanya. Oleh sebab itu, rumah adalah tempat yang ideal untuk mencontohkan kerjasama. Bunda bisa meminta Si Kecil untuk membantu tugas-tugas di rumah. Mulai dari hal sederhana seperti meletakkan pakaiannya sendiri di keranjang cucian, merapikan mainan atau tempat tidur. Beri tahu kepada Si Kecil bahwa tindakannya tersebut merupakan contoh kerjasama dengan tujuan agar rumah bersih dan rapi.
Anak-anak bisa mendapatkan pelajaran sambil bermain. Libatkan Si Kecil dalam permainan di mana kerjasama dibutuhkan. Beberapa contoh permainan kolaboratif di antaranya: membangun gedung dari balok atau menyatukan puzzle bersama-sama. Tekankan kepada Si Kecil bahwa fokus permainannya bukanlah persaingan, tapi kerjasama.
Mengenalkan kerjasama kepada Si Kecil juga bisa dilakukan melalui permainan di gadget. Saat Bunda menemani dan membantunya memecahkan masalah di game tersebut, itu merupakan contoh kerjasama. Beragam pilihan permainan dari Cussons Kids Play bisa menjadi rekomendasi. Bantu anak menyelesaikan misi di setiap petualangan sambil menanamkan nilai-nilai kerjasama. Yuk, unduh game-nya di Google Play!
Waktu menatap layar bisa menjadi cara untuk memperkenalkan Si Kecil pada kerjasama. Sebagai contoh, biarkan anak menonton acara televisi atau video Youtube di mana tokoh utamanya saling membantu satu sama lain. Bunda sebaiknya mendorong mereka untuk menonton program yang menunjukkan karakter kuaat. Cari program yang sesuai dengan minat anak.
Tim tidak hanya berisi orang-orang terkuat—setiap anggota memiliki perannya masing-masing. Sebagai orang tua, Bunda bisa menjelaskan kepada Si Kecil apa arti tim dan bagaimana setiap orang yang ada di dalamnya memiliki kelebihan masing-masing untuk saling membantu. Pada permainan sepak bola misalnya, ada penjaga gawang, pemain belakang dan penyerang. Mereka bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama yakni memenangkan pertandingan. Beri tahu anak bahwa ia juga memiliki kelelebihan dan dapat berkontribusi dalam sebuah tim.
Anak-anak yang pemalu dan tertutup kadang sulit bekerjasama dalam tim. Mereka pun kerap terpinggirkan. Bunda dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri Si Kecil agar dia dapat berpartisipasi aktif dalam kelompoknya.
Undang teman-teman Si Kecil untuk bermain di rumah. Bunda bisa membuat kegiatan menyenangkan yang dapat mendorong sikap kerjasama. Sebagai contoh, membuat eksperimen sains simpel atau memasak bersama. Libatkan semua anak dan biarkan mereka saling berkontribusi serta berbagi ide. Kegiatan yang dipilih sebaiknya disesuaikan dengan usia Si Kecil dan teman-temannya.
Baca Juga: Permainan Anak yang Mendidik dan Menyenangkan untuk Dieksplorasi Si Kecil
Mengajarkan Si Kecil untuk melihat dunia di sekitarnya serta memperhatikan kebutuhan orang lain, dapat membangun sikap Kerjasama pada anak usia dini. Ini bisa dimulai dari hal-hal kecil. Misalnya dengan meminta anak untuk menyemangati temannya yang akan lomba lari atau mulai masuk sekolah. Bunda juga dapat membiasakan anak-anak untuk menghibur temannya yang sedang menangis.
Salah satu cara terbaik untuk mendorong kerjasama pada anak usia dini adalah dengan mencoba permainan olahraga. Ajak Si Kecil untuk bermain sepak bola di teras rumah atau taman. Tidak hanya mengajarkan kerjasama tim, permainan olahraga juga menunjukkan sportivitas. Dalam permainan olahraga, anak akan saling membantu hingga akhirnya mencapai tujuan mereka, yaitu memenangkan pertandingan.
Setelah bermain dan berolahraga, anak perlu membersihkan dan menyegarkan dirinya kembali. Bunda bisa menggunakan produk-produk dari dari Cussons Kids yang beragam. Ada body wash, 2 in 1 shampoo and conditioner, cologne, pasta gigi dan sikat gigi. Produk-produk dari Cussons Kids ini telah teruji secara dermatologis dan memberikan perlindungan lengkap dengan keharuman yang tahan lama!
Baca Juga: Rekomendasi Sampo Anak Untuk Rambut dan Cara Memilihnya?
Cara ini bisa menambah teman untuk Si kecil. Anak dapat bersosialisasi dengan kelompok yang berbeda dari sebelumnya sehingga memperluas jaringan sosial mereka. Dengan begitu, kesempatan memahami orang lain semakin terbuka. Anak pun terlatih bekerjasama dengan orang-orang yang lebih beragam.
Aturan dasar—seperti sabar mengantre dan bersikap baik—sangat penting dalam kerjasama tim. Oleh sebab itu, tetapkan pedoman yang jelas saat menjelaskan arti kerjasama. Akan lebih baik jika Bunda memperkenalkan konsep fair play dengan contoh-contoh sederhana.
Ketika Si Kecil mampu bekerjasama dengan baik dengan orang lain, Bunda sebaiknya memujinya. Ini dapat membantu anak memahami bahwa kerjasama adalah perilaku yang baik. Sebagai contoh, Bunda dapat berterima kasih kepada Si Kecil karena dia sudah membantu temannya. Bunda juga bisa mengungkapkan kekaguman pada sikapnya.
Baik guru sekolah atau les, Bunda sebaiknya bertanya tentang perkembangan Si Kecil kepada mereka. Tanyakan apakah anak memiliki kerjasama yang bagus di kelas. Jika belum, Bunda dapat mendiskusikan strategi terbaik agar anak dapat berpartisipasi dalam tim.
Jika Bunda khawatir Si Kecil sulit bersosialisasi, ada baiknya untuk melakukan konsultasi dengan tenaga ahli seperti psikolog. Bunda bisa meminta saran apakah kondisi anak normal atau tidak. Meski begitu, Bunda harus realistis dan jangan terlalu memaksakan kehendak kepada Si Kecil. Orang dewasa pun terkadang sulit bekerjasama dalam tim.
Mampu bekerjasama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama merupakan keterampilan sosial yang berharga untuk dipraktikkan oleh anak-anak. Mendorong kerjasama pada anak usia dini mungkin bukan hal yang mudah. Dengan kepribadian yang berbeda-beda, anak-anak terkadang sulit memahami satu sama lain. Meski begitu, jika dipupuk terus menerus, maka Si Kecil akan terbiasa menerapkan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari.
Tak dapat dipungkiri bahwa...
Meningkatkan bonding dengan...
Creative play atau permainan...
0 Comments